APRIL
April, apa kau masih ingat senja kala itu? Kita bersebelahan, mentari merayap terlalu cepat ke batas cakrawala.
April, apa kau masih ingat hujan kala itu? Kita bersebelahan, coba kau hitung rintik yang jatuh ke bumi, sebanyak itulah rasaku untukmu.
April, apa kau masih ingat malam kala itu? Kita bersebelahan, seakan tak mau lagi melepaskan genggam ketika aku tahu kau tidak baik-baik saja.
April, apa kau masih ingat fajar kala itu? Kita bersebelahan, keningmu menjadi persinggahan bibirku hingga akhirnya kita harus dilerai jarak.
Kita tak pernah saling mengucap, betapa hati terlalu berat untuk berpisah namun keadaan pun terlalu berat untuk bersatu.
Aku tahu seharusnya jarak bukan menjadi masalah, namun memudar terasa lebih sakit dari padam seketika.
Aku tahu seharusnya perbedaan bukan menjadi masalah, namun aku bisa merasakan diriku hilang perlahan dari hatimu.
Hanya kau yang bisa membuatku mengerti betapa cinta itu mahal harganya, terlalu mahal untuk ditebus oleh manusia yang jauh dari sempurna sepertiku.
Apakah rindu masih bisa menjadi alasan mengapa kita bertahan, ataukah harus kita hapus saja apa yang pernah kita punya?
Ajari aku menjadi dirimu yang bisa melepaskanku, karena aku tak tahu caranya melepaskanmu.
April, apa kau masih ingat ufuk kala itu? Kita bersebelahan, kita hanya bersebelahan, dan itu sudah lebih dari cukup.
*Sajak ini dijadikan inspirasi dalam membuat lagu yang judulnya pun sama; APRIL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar