Tanpa Penyimpangan Ini, Manusia Takkan Pernah Ada
Kita kadang ingin kehidupan yang lurus, tanpa
tantangan, tanpa sebuah penyimpangan. Tapi, tanpa tantangan dan penyimpangan,
kehidupan itu sendiri mungkin tidak pernah ada.
Adanya manusia pun tak lepas dari penyimpangan.
Sebuah mutasi genetik yang terjadi 600 juta tahun yang lalu memicu munculnya
makhluk bersel banyak yang diikuti evplusi panjang sehingga menghasilkan
manusia.
Ken Prehoda, pakar biokimia dari University of
Oregon melacak penyimpangan kunci yang memicu terciptanya makhluk bersel
banyak.
Untuk melacaknya, ia meneliti makhluk
mikroskopik serupa spons yang bernama choanoflagelata. Makhluk ini punya organ
semacam ekor yang disebut flagela, mampu berenang di lautan secara individu
maupun dalam kelompok.
Prehoda menggunakan metode rekonstruksi protein
leluhur untuk menemukan penyimpangan itu. Kurang lebih, ia melacak perubahan
genetik yang membuat choanoflagelata menghasilkan protein yang penting bagi
terciptanya makhluk multi sel.
Hasil penelitian yang dipublikasikan di
jurnal eLIFE pada 7 Januari 2016 lalu mengungkap bahwa
munculnya makhluk multi sel dipicu oleh gen bernama GK-PID. Gen ini, kata
Prehoda, terdapat pada semua hewan tetapi tidak pada jamur.
Mutasi pada gen itu mampu menghasilkan protein
yang memungkinkan choanoflagelata menggunakan flagelanya untuk menyatu dengan
sel lain.
Diberitakan Science Alert, Selasa
(12/1/2016), Prehoda mengungkapkan bahwa kemampuan untuk menyatu dengan sel
lain itulah awal dari kehidupan multi sel.
Prehoda mengatakan, "Penyimpangan itu
bukan satu-satunya yang memicu munculnya kehidupan multi sel." Namun
menurutnya, tanpa penyimpangan itu, makhluk multi sel termasuk manusia takkan
pernah ada.
Penemuan ini tak cuma memberi petunjuk evolusi
makhluk multi sel. Kanker yang kini banyak dialami manusia juga dipicu oleh
penyimpangan genetik. Dengan memahami proses penyimpangan genetik, pengobatan
kanker yang lebih baik bisa diupayakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar