Rabu, 13 Januari 2016

ASAL USUL SITU RAWA ARUM, GROGOL, CILEGON-BANTEN

ASAL USUL SITU RAWA ARUM, GROGOL 
CILEGON-BANTEN


Situ Rawa Arum yang berada di Kecamatan Grogol , Kota Cilegon merupakan danau tanpa sumber mata air. Danau tersebut menebarkan aroma bunga teratai putih terutama di malam hari. Menurut legenda, danau tersebut sebelumnya merupakan sebuah desa yang tenggelam dan tidak pernah muncul kembali.
Kota Cilegon dikenal sebagai kota baja, ini setelah berdirinya PT Krakatau Steel (KS) sebagai sebuah perusahaan baja internasional sejak (1970). Namun, sebelumnya daerah di ujung barat Provinsi Banten ini lebih dikenal sebagai daerah rawa, nama Cilegon sendiri berasal dari kata “CI” yang berasal dari kata “CAI” yang artinya air. Dan “LEGON” yang berarti lengkungan.
Cilegon bisa dikatakan sebagai kubangan air atau rawa-rawa, hal ini sesuai dengan banyaknya tempat di Cilegon yang menggunakan kata Kubang dan Rawa seperti Kubang Sepat, Kubang Menyawak, Kubang Lesung, dll. Salah satu nama daerah di Kota Cilegon yang menggunakan kata Rawa adalah Kelurahan Rawa Arum, nama salah satu kelurahan di Kecamatan Grogol itu berasal dari sebuah nama danau daerah tiu, yaitu Situ Rawa Arum.
Situ Rawa Arum merupakan satu-satunya danau di Kota Cilegon. Namun saying, keberadannya tidak telalu dikenal masyarakat secara umum. Padahal, danau tersebut memiliki panorama yang sangat indah, letaknya pun sangat strategis lantaran berada diantara jalur Cilegon-Pulomerak.
Danau yang letaknya hanya 3 kilometer dari Pintu Tol Pulomerak selama ini hanya dikunjungi oleh para pemancing loka. Namun dibalik ketidakpopuleran danau  tanpa mata air tersebt terdapat sebuah legenda yang cukup menarik untuk kita ketahui.
Menurut sesepuh di Lingkungan Tegal Wangi, Kelurahan Rawa Arum. Legenda ini bermulai ketika Ki Ageng Ireng, seorang tokoh besar di daerah itu, memimpin sebuah desa bernama Tegalega. Desa Tegalega itu berdiri pada zaman kesultanan Banten. Desa itu cukup makmur, masyarakat tidak pernah kekurangan pangan lantaran meimiliki pesawahan yang luas. Desa itu juga terletak tidak jauh dari perairan Selat Sunda sehingga masyarakat bisa pergi kelaut untuk menangkap ikan. Sehingga masyarakat di desa tersebut hidup sejahtera.
Namun, desa tersebut mengalami bencana besar ketika terjadi letusan maha dahsyat Gunung Krakatau pada tahun 1883. Letusan gunung dengan efek 130.000 kali bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, telah menyebabkan tsunami besar dan meluluhlantakkan Desa Tegalega. Warga yang tinggal di Desa Tegalega itu berhasil menyelamatkan diri dari tsunami dengan berlari ke perbukitan sekitar Pulomeraksebelum tsunami itu menenggelamkanseluruh daratan di pesisir Selat Sunda, termasuk Desa Tegalega.
Ki Ageng Ireng kemudian memerintahkan seluruh masyarakat Dsebuah kolam besar. esa Tegalega kembali ke pengungsian menuju desa bebeapa minggu setelah tsunami. Namun, betapa kagetnya, desa mereka telah hilang dari permukaan bumi.
Desa yang sebelumnya menjadi tempat tinggal mereka kini sudah tertutup oleh air laut. Tampaknya, gempa bumi dari letusan vulkanik Gunung Krakatau telah membuat Desa Tegalega amblas dan kemudian terisi air laut yang terbawa oleh tsunami dan terbentuklah  sebuah kolam besar. Warga Desa Tegalega mengalami kesedihan yang mendalam karena desa mereka tenggelam oleh air laut. Melihat kondisi ini, Ki Ageng Ireng meminta seluruh warga tinggal di pinggiran kolam besar itu.
Warga Desa Tegalega pun akhirnya tinggal di pinggiran danau, sambil berharap air laut yang membanjiri desa mereka surut. Sayangnya, harapan mereka tersebut tidak pernah terjadi lantaran air tersebut tidak pernah surut. Setelah beberapa bulan berlalu, Ki Ageng Ireng heran karena air tidak pernah kering. Bahkan rasa air yang sebelumnya asin berubah menjadi tawar karena terus menerus diguyur hujan.
Desa Tegalega akhirnya tenggelam dan berubah menjadi sebuah danau akibat  letusan Gunung Krakatau. Seiring waktu, tumbuh bunga teratai putih di tengah-tengah danau dan menyebabkan bau wangi yang semerbak kepada penduduk Desa Tegalega yang tinggal di sekitar danau. Melihat perubahan yang terjadi, akhirnya Ki Ageng Ireng member nama danau tersebut Situ Rawa Arum. Ia pun membawa sejumlah bibit ikan yang disebarkan disekitar danau agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Dan begitulah asal-usul Situ Rawa Arum.
Begitulah legenda Situ Rawa Arum yang berada di kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Namun saying, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan danau tersebut. Hanya segelintir orang saja yang mengetahui cerita rakyat tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Konsep Dasar, Tujuan, dan Fungsi Filsafat Ilmu dalam Pendidikan Dasar

Filsafat ilmu dalam konteks pendidikan dasar hadir sebagai upaya untuk menanamkan benih-benih berpikir kritis dan rasional sejak usia din...