Selasa, 12 Januari 2016

Ada Apa Dibalik Alam Semesta, Manusia dan Kehidupan?

Ada Apa Dibalik Alam Semesta, Manusia dan Kehidupan?


Manusia dengan keberadaannya sebagai makhluk hidup telah dianugerahi oleh Allah swt. Berupa pemikiran. Karena memang dalam diri manusia terdapat  khashiyyat yang sama dengan makhluk hidup yang lain. Khasiyyat  yang dimaksud disini adalah keistimewaan manusia. Keistimewaan ini merupakan potensi yang secara spesifik diberikan oleh Allah SWT kepada benda, sehingga benda tersebut dapat memberikan sesuatu atau dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu. Di sinilah keistimewaan manusia dibandingkan dengan hewan. Manusia selain Allah bekali berupa potensi kehidupannya, yaitu kebutuhan jasmani (Hajjatul ‘Udlawiyah) dan naluri (Gharaiz) juga dibekali oleh Allah berupa akal yang fungsinya untuk memandu dalam pemenuhan kebutuhan dan nalurinya tadi. Dalam menjawab pertanyaan besar tadi, akan kita dapati tiga pandangan hidup mendasar yang telah mampu menguraikan simpul besar tadi dan telah menjadi landasan berpijak manusia dalam menjalani kehidupannya. Ketiga pandangan hidup itu adalah materialisme, sekularisme, dan Islam. Akan tetapi dari ketiga pandangan hidup tersebut dua di antaranya merupakan pandangan hidup yang salah, yaitu materialism dan sekularisme. Dan sisanya merupakan pandangan hidup yang benar, yaitu Islam. Pandangan hidup itu sering dinamakan akidah, yang akan menghasilkan pemikiran-pemikiran turunan yang dinamakan ideologi.
Selanjutnya, pemikiran dasar dari ideologi ini dapat disebut sebagai aqidah, yang dalam konteks modern terdiri atas : materialism, sekularisme, dan Islam. Akidah ini berisi pemikiran mondial dan global mengenai manusia, alam semesta, dan kehidupan dunia; tentang apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan manusia di dunia; berikut keterkaitan ketiganya dengan kehidupan sebelum dan setelah dunia ini.
Akidah-akidah ini untuk kemudian akanmenghasilkan pemikiran-pemikiran turunannya yang berisi seperangkat aturan kehidupan dalam memandu proses berlangsungnya kehidupan manusia. Dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan sebagainya akan terbentuk dari pemikiran mendasar tersebut. Akidan dan seluruh cabang pemikiran yang lahir dari akidah itulah yang kemudian bisa kita katakana sebagai ideologi. sebuah idelogi dikatakan benar jika ideologi tersebut sesuai dengan fitrah manusia dan memuaskan akal. Maka, Islam lah satu-satunya ideologi yang benar, karena ideologi Islam dibentuk dari aqidah yang benar pula yaitu aqidah Islam. Sebuah aqidah yang berasal dari Allah swt., Sang Pencipta manusia dan kehidupan semesta ini.
            Berikut akan diuraikan beberapa jawaban dari ‘uqdatul kubra tadi sesuai dengan ketiga ideologi di atas : 
1.      Sosialisme yang dihasilkan dari akidah materialisme
Materialisme adalah akidah yang memandang bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan merupakan materi belaka; materi ini mengalami evolusi dengan sendirinya secara substansial sehingga tidak ada Pencipta (khalik) dan yang dicipta (makhluk).
Pertanyaan pertama, dari mana manusia dan kehidupan ini berasal?. Menurut ideologi ini bahwa manusia dan kehidupan ini berasal dari materi, semuanya ada dengan sendirinya. Kemudian, untuk apa manusia dan kehidupan ini ada?. jawaban dari pertanyaan ini adalah bahwa manusia hidup di dunia ini untuk bebas dan hanya mencari kebahagiaan materi belaka, selama manusia tersebut mampu. Selanjutnya, akan kemana manusia dan kehidupan setelah ini?. manusia dan kehidupan ini karena berasal dari materi maka akan kembali lagi menjadi materi.
Dari jawaban-jawaban ini maka sudah begitu jelas bahwa ideoligi Sosialisme yang didasarkan pada akidah materialism telah menyalahi fitrah manusia. Maka ideologi ini sangat bathil keberadaannya. Hal ini bisa kita buktikan secara akal sehat. Bahwa dengan mengingkari keberadaan Tuhan, ideologi ini jelas telah menyalahi fitrah manusia dan tidak sesuai dengan akal. Oleh karenanya sudah bisa dipastikan bahwa Sosialisme yang dihasilkan dari akidah materialism sangat bertentangan dengan fitrah manusia dan tidak sesuai dengan akal sehat.

2.     Kapitalisme – Sekularisme
Ideologi Kapitalisme – Sekularisme telah menjawab tiga pertanyaan besar tadi sebagai simpul besar yang akan menjadi landasan dalam setiap aktivitas kehidupan. Dalam menjawab pertanyaan dari mana asal manusia dan kehidupan ini, maka Kapitalisme mamandang bahwa manusia dan kehidupan ini merupakan sebuah ciptaan Tuha. atau di balik manusia dan kehidupan ini ada Sang Pencipta Yang mengadakan seluruh alam, termasuk dirinya. Kemudian pertanyaan untuk apa manusia dan kehidupan ini ada, Kapitalisme menjawab bahwa manusia hidup di dunia ini untuk bebas dan mencari kesenangan belaka yang bersifat materi. Bagi penganut kapitalisme, keberadaan Tuhan tidak ayalnya seperti pembuat jam (God is Like Watch Maker). Tuhan hanya bertugas menciptakan saja tanpa adanya campur tangan dalam setiap urusan manusia. Maka dengan pemikiran semacam ini, akhirnya manusia menggunakan akalnya untuk membaut aturan hidup untuk mengatur dirinya sendiri. Selanjutnya, akan kemana manusia dan kehidupan setelah ini. Bahwa menurut Kapitalsme, manusia dan alam dunia ini akan kembali lagi kepada Tuhan.
Dari pandangan kapitalisme ini, bisa kita saksikan bagaimana pandangan ini sangat bertolak belakang dengan fitrah manusia dan bertolak belakang dengan akal. Ada beberapa alasan yang bisa dikemukakan, diantaranya adlah pengingkaran atas otoritas Tuhan sebagai pencipta manusia telah mendorong manusia untuk membuat aturan sendiri bagi kehidupannya. Padahal seperti kita ketahui, bahwa manusia ini merupakan makhluk ciptaan yang pasti mempunyai kelemahan dan kekurangan. Dan manusia tidak memahami hakikat keberadaan dirinya sendiri. Justru yang paling tahu hakikan manusia adalah penciptanya itu sendiri yaitu Allah swt. Allah lah yang Maha tahu apa yang terbaik dan mana yang terburuk untuk hamba-Nya. Sedangkan manusia pasti tidak akan mengetahui kebaikan dan keburukan bagi dirinya sendiri. Selanjutnya, Tuhan – dalam hal ini Allah swt. – telah menurunkan wahyu-Nya, yakni Al-qur’an melalui utusan-Nya (Rasulullah) untuk mengatur kahidupan manusia. Secara aqliah, keberadaan Al-qur’an sebagai wahyu Allah adalah benar adanya. Oleh karenanya, menghilangkan otoritas Tuhan dalam hal pengaturan kehidupan manusia adalah sebuah hal yang bertolak belakang dengan akal sehat. Oleh karenanya, Kapitalisme –Sekularisme juga merupakan cara pandang yang bertolak belakang dengan fitrah manusia dan akal sehat manusia. Maka akidah ini bathil adanya.

3. Islam
Pemecahan yang benar dari uqdatul kubra itu hanyalah dengan menggunakan cara pandang Islam. Dimana ideologi Islam ini merupakan satu-satunya ideologi yang shahih karena dibentuk atas dasar akidah yang shahih pula, yaitu akidah Isla yang datang dari Sang Maha Pencipta manusia dan kehidupan ini. oleh karenanya, dengan berbagai kemampuan akalnya, manusia akan senantiasa mencari jawaban atas 3 pertanyaan besar tadi agar sesuai dengan akalnya, atau dengan cara memikirkan hal-hal yang berada pada jangkauan akalnya. Dalam hal ini, segalanya yang dapat dijangkau oleh akal manusia tidak akan lepas dari tiga hal, yaitu alam semeseta, manusia, dan kehidupan. Oleh karenanya, pemecahan yang shahih atas uqdatul kubra ini akan terbentuk hanya dengan pemikiran yang jernih dan menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan serta kaitan ketiganya dengan sebelum dan sesudahnya.
Islam memandang bahwa di balik ketiga unsur tadi (alam semesta, manusia, dan kehidupan) ada al-khalik sebagai penciptanya. Kemudian, keberadaan al-khalik ini adalah wajibul wujud (wajib adanya), tidak berawal dan juga tidak berakhir. Dalam rangka membuktikan sifat Sang Pencipta ini menurut kemampuan akal manusia maka terdapat tiga kemungkinan dalam hal menentukannya.  Pertama, Dia diciptakan oleh sesuatu yang lain. Kedua, Dia menciptakan diri-Nya sendiri. Ketiga, Dia memang mutlak adanya (wajibul wujud) tidak berawal dan tidak berakhir (azali). Untuk kemungkinan pertama, merupakan kemungkinan yang sulit diterima akal. Sebab, apabila Dia diciptakan maka Dia akan memiliki sifat terbatas, lemah dan bergantung pada yang lain, Dia menempati posisi makhluk. Kemungkinan kedua pun adalah kemungkinan yang salah sebab mustahil Dia menjadi makhluk sekaligus sebagai Pencipta. Oleh karena itu, Sang Pencipta itu haruslah bersifat mutlak keberadaannya (wajibul wujud), tidak berawal dan tidak berakhir (azali).
Untuk menjawab pertanyaan pertama, dari mana manusi, hidup, dan alam semesta ini berasal?. Islam memandang bahwa keberadaan ketiganya merupakan hasil dari ciptaan Allah swt. Tidak ada dengan sendirinya. Akan tetapi merupakan buah dari proses penciptaan oleh Sang Pencipta, Allah swt. Intinya, bahwa apa yang ada sebelum ketiganya ini adalah Allah swt.
Untuk menjawab pertanyaan kedua yaitu untuk apa manusia dan kehidupan ini ada?. Islam menjawab bahwa manusia ada di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah swt. Yaitu untuk mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Inilah sebuah visi hidup manusia yang sesungguhnya.
Terakhir, untuk menjawab pertanyaan yang ketiga yaitu akan kemana manusia dan kehidupan setelah ini? Islam menjawab bahwa setelah manusia mati, aka nada hari kiamat (yaumul qiyamah). Islam menegaskan bahwa hidup bukanlah hanya di dunia saja. Akan tetapi kehidupan yang sebenarnya adalah ketika di akhirat nanti. Dimana di akhirat nanti, kita akan ditempatkan oleh Allah swt. Di surge atau di neraka. Semuanya bergantung pada aktivitas amal perbuatan kita selama hidup di dunia. Inilah jawaban Islam atas uqdatul kubra.


KESIMPULAN
Semuanya berawal dari pemikiran bahwa segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh akal manusia adalah perkara-perkara yang lemah dan terbatas. Sehingga keberadannya sangat membutuhkan adanya pencipta dan pengatur.
Selanjutnya, hal pertama yang harus dilakukan manusia adalah membuktikan keberadaan Tuhannya. Untuk membuktikannya, setiap manusia berakal akan mampu membuktikan tentang eksistensi Tuhan dengan memperhatikan ciptaan-Nya. Hal ini akan mendatangkan sebuah pemikiran bahwa tidak mungkin sesuatu itu ada tanpa ada yang menciptakannya. Maka di sinilah kita akan meyakini bahwa keberadaan Tuhan itu benar adanya.  segalanya yang dapat dijangkau oleh akal manusia tidak akan lepas dari tiga hal, yaitu alam semeseta, manusia, dan kehidupan. Oleh karenanya, pemecahan yang shahih atas uqdatul kubra ini akan terbentuk hanya dengan pemikiran yang jernih dan menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan serta kaitan ketiganya dengan sebelum dan sesudahnya. Islam memandang bahwa di balik ketiga unsur tadi (alam semesta, manusia, dan kehidupan) ada al-khalik sebagai penciptanya. Sebuah jawaban yang sesuai dengan fitrah manusia dan sesuai dengan akal. Karena ideologi Islam dibangun berdasarkan akidah yang shahi, yaitu akidah Islam. Yang datang dari Allah swt. Sang Pencipta manusia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Konsep Dasar, Tujuan, dan Fungsi Filsafat Ilmu dalam Pendidikan Dasar

Filsafat ilmu dalam konteks pendidikan dasar hadir sebagai upaya untuk menanamkan benih-benih berpikir kritis dan rasional sejak usia din...