Ada Apa Dibalik Alam Semesta,
Manusia dan Kehidupan?
Manusia dengan
keberadaannya sebagai makhluk hidup telah dianugerahi oleh Allah swt. Berupa
pemikiran. Karena memang dalam diri manusia terdapat khashiyyat yang sama
dengan makhluk hidup yang lain. Khasiyyat yang dimaksud disini adalah
keistimewaan manusia. Keistimewaan ini merupakan potensi yang secara spesifik
diberikan oleh Allah SWT kepada benda, sehingga benda tersebut dapat memberikan
sesuatu atau dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu. Di sinilah
keistimewaan manusia dibandingkan dengan hewan. Manusia selain Allah bekali
berupa potensi kehidupannya, yaitu kebutuhan jasmani (Hajjatul ‘Udlawiyah) dan
naluri (Gharaiz) juga dibekali oleh Allah berupa akal yang fungsinya untuk
memandu dalam pemenuhan kebutuhan dan nalurinya tadi. Dalam menjawab pertanyaan
besar tadi, akan kita dapati tiga pandangan hidup mendasar yang telah mampu
menguraikan simpul besar tadi dan telah menjadi landasan berpijak manusia dalam
menjalani kehidupannya. Ketiga pandangan hidup itu adalah materialisme,
sekularisme, dan Islam. Akan tetapi dari ketiga pandangan hidup tersebut dua di
antaranya merupakan pandangan hidup yang salah, yaitu materialism dan
sekularisme. Dan sisanya merupakan pandangan hidup yang benar, yaitu Islam.
Pandangan hidup itu sering dinamakan akidah, yang akan menghasilkan
pemikiran-pemikiran turunan yang dinamakan ideologi.
Selanjutnya, pemikiran
dasar dari ideologi ini dapat disebut sebagai aqidah, yang dalam konteks modern
terdiri atas : materialism, sekularisme, dan Islam. Akidah ini berisi pemikiran
mondial dan global mengenai manusia, alam semesta, dan kehidupan dunia; tentang
apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan manusia di dunia; berikut
keterkaitan ketiganya dengan kehidupan sebelum dan setelah dunia ini.
Akidah-akidah
ini untuk kemudian akanmenghasilkan pemikiran-pemikiran turunannya yang berisi
seperangkat aturan kehidupan dalam memandu proses berlangsungnya kehidupan
manusia. Dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari politik, ekonomi,
sosial, budaya, pendidikan, dan sebagainya akan terbentuk dari pemikiran
mendasar tersebut. Akidan dan seluruh cabang pemikiran yang lahir dari akidah
itulah yang kemudian bisa kita katakana sebagai ideologi. sebuah idelogi dikatakan benar jika
ideologi tersebut sesuai dengan fitrah manusia dan memuaskan akal. Maka, Islam
lah satu-satunya ideologi yang benar, karena ideologi Islam dibentuk dari
aqidah yang benar pula yaitu aqidah Islam. Sebuah aqidah yang berasal dari
Allah swt., Sang Pencipta manusia dan kehidupan semesta ini.
Berikut akan diuraikan beberapa jawaban dari ‘uqdatul kubra tadi sesuai
dengan ketiga ideologi di atas :
1. Sosialisme yang dihasilkan dari akidah materialisme
Materialisme adalah
akidah yang memandang bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan merupakan
materi belaka; materi ini mengalami evolusi dengan sendirinya secara
substansial sehingga tidak ada Pencipta (khalik) dan yang dicipta (makhluk).
Pertanyaan pertama, dari mana
manusia dan kehidupan ini berasal?. Menurut ideologi ini bahwa manusia dan
kehidupan ini berasal dari materi, semuanya ada dengan sendirinya. Kemudian,
untuk apa manusia dan kehidupan ini ada?. jawaban dari pertanyaan ini adalah
bahwa manusia hidup di dunia ini untuk bebas dan hanya mencari kebahagiaan
materi belaka, selama manusia tersebut mampu. Selanjutnya, akan kemana manusia
dan kehidupan setelah ini?. manusia dan kehidupan ini karena berasal dari
materi maka akan kembali lagi menjadi materi.
Dari jawaban-jawaban ini maka sudah
begitu jelas bahwa ideoligi Sosialisme yang didasarkan pada akidah materialism
telah menyalahi fitrah manusia. Maka ideologi ini sangat bathil keberadaannya.
Hal ini bisa kita buktikan secara akal sehat. Bahwa dengan mengingkari
keberadaan Tuhan, ideologi ini jelas telah menyalahi fitrah manusia dan tidak
sesuai dengan akal. Oleh karenanya sudah bisa dipastikan
bahwa Sosialisme yang dihasilkan dari akidah materialism sangat bertentangan
dengan fitrah manusia dan tidak sesuai dengan akal sehat.
2. Kapitalisme – Sekularisme
Ideologi
Kapitalisme – Sekularisme telah menjawab tiga pertanyaan besar tadi sebagai
simpul besar yang akan menjadi landasan dalam setiap aktivitas kehidupan. Dalam
menjawab pertanyaan dari mana asal manusia dan kehidupan ini, maka Kapitalisme
mamandang bahwa manusia dan kehidupan ini merupakan sebuah ciptaan Tuha. atau
di balik manusia dan kehidupan ini ada Sang Pencipta Yang mengadakan seluruh
alam, termasuk dirinya. Kemudian pertanyaan untuk apa manusia dan kehidupan ini
ada, Kapitalisme menjawab bahwa manusia hidup di dunia ini untuk bebas dan
mencari kesenangan belaka yang bersifat materi. Bagi penganut kapitalisme,
keberadaan Tuhan tidak ayalnya seperti pembuat jam (God is Like Watch Maker).
Tuhan hanya bertugas menciptakan saja tanpa adanya campur tangan dalam setiap
urusan manusia. Maka dengan pemikiran semacam ini, akhirnya manusia menggunakan
akalnya untuk membaut aturan hidup untuk mengatur dirinya sendiri. Selanjutnya,
akan kemana manusia dan kehidupan setelah ini. Bahwa menurut Kapitalsme,
manusia dan alam dunia ini akan kembali lagi kepada Tuhan.
Dari
pandangan kapitalisme ini, bisa kita saksikan bagaimana pandangan ini sangat
bertolak belakang dengan fitrah manusia dan bertolak belakang dengan akal. Ada
beberapa alasan yang bisa dikemukakan, diantaranya adlah pengingkaran atas
otoritas Tuhan sebagai pencipta manusia telah mendorong manusia untuk membuat
aturan sendiri bagi kehidupannya. Padahal seperti kita ketahui, bahwa manusia
ini merupakan makhluk ciptaan yang pasti mempunyai kelemahan dan kekurangan.
Dan manusia tidak memahami hakikat keberadaan dirinya sendiri. Justru yang
paling tahu hakikan manusia adalah penciptanya itu sendiri yaitu Allah swt.
Allah lah yang Maha tahu apa yang terbaik dan mana yang terburuk untuk
hamba-Nya. Sedangkan manusia pasti tidak akan mengetahui kebaikan dan keburukan
bagi dirinya sendiri. Selanjutnya, Tuhan – dalam hal ini Allah swt. – telah
menurunkan wahyu-Nya, yakni Al-qur’an melalui utusan-Nya (Rasulullah) untuk
mengatur kahidupan manusia. Secara aqliah, keberadaan Al-qur’an sebagai wahyu
Allah adalah benar adanya. Oleh karenanya, menghilangkan otoritas Tuhan dalam
hal pengaturan kehidupan manusia adalah sebuah hal yang bertolak belakang
dengan akal sehat. Oleh karenanya, Kapitalisme –Sekularisme juga merupakan cara
pandang yang bertolak belakang dengan fitrah manusia dan akal sehat manusia.
Maka akidah ini bathil adanya.
3. Islam
Pemecahan
yang benar dari uqdatul kubra itu hanyalah dengan menggunakan cara pandang
Islam. Dimana ideologi Islam ini merupakan satu-satunya ideologi yang shahih
karena dibentuk atas dasar akidah yang shahih pula, yaitu akidah Isla yang
datang dari Sang Maha Pencipta manusia dan kehidupan ini. oleh karenanya,
dengan berbagai kemampuan akalnya, manusia akan senantiasa mencari jawaban atas
3 pertanyaan besar tadi agar sesuai dengan akalnya, atau dengan cara memikirkan
hal-hal yang berada pada jangkauan akalnya. Dalam hal ini, segalanya yang dapat
dijangkau oleh akal manusia tidak akan lepas dari tiga hal, yaitu alam
semeseta, manusia, dan kehidupan. Oleh karenanya, pemecahan yang shahih atas
uqdatul kubra ini akan terbentuk hanya dengan pemikiran yang jernih dan
menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan serta kaitan ketiganya
dengan sebelum dan sesudahnya.
Islam memandang bahwa di balik ketiga unsur tadi (alam
semesta, manusia, dan kehidupan) ada al-khalik sebagai penciptanya. Kemudian,
keberadaan al-khalik ini adalah wajibul wujud (wajib adanya), tidak berawal dan
juga tidak berakhir. Dalam rangka membuktikan sifat Sang Pencipta ini menurut
kemampuan akal manusia maka terdapat tiga kemungkinan dalam hal
menentukannya. Pertama, Dia diciptakan oleh sesuatu yang lain. Kedua,
Dia menciptakan diri-Nya sendiri. Ketiga, Dia memang mutlak adanya
(wajibul wujud) tidak berawal dan tidak berakhir (azali). Untuk kemungkinan
pertama, merupakan kemungkinan yang sulit diterima akal. Sebab, apabila Dia
diciptakan maka Dia akan memiliki sifat terbatas, lemah dan bergantung pada
yang lain, Dia menempati posisi makhluk. Kemungkinan kedua pun adalah
kemungkinan yang salah sebab mustahil Dia menjadi makhluk sekaligus sebagai
Pencipta. Oleh karena itu, Sang Pencipta itu haruslah bersifat mutlak
keberadaannya (wajibul wujud), tidak berawal dan tidak berakhir (azali).
Untuk menjawab
pertanyaan pertama, dari mana manusi, hidup, dan alam semesta ini berasal?.
Islam memandang bahwa keberadaan ketiganya merupakan hasil dari ciptaan Allah
swt. Tidak ada dengan sendirinya. Akan tetapi merupakan buah dari proses
penciptaan oleh Sang Pencipta, Allah swt. Intinya, bahwa apa yang ada sebelum
ketiganya ini adalah Allah swt.
Untuk menjawab
pertanyaan kedua yaitu untuk apa manusia dan kehidupan ini ada?. Islam menjawab
bahwa manusia ada di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah swt. Yaitu
untuk mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Inilah
sebuah visi hidup manusia yang sesungguhnya.
Terakhir, untuk menjawab pertanyaan yang ketiga
yaitu akan kemana manusia dan kehidupan setelah ini? Islam menjawab bahwa
setelah manusia mati, aka nada hari kiamat (yaumul qiyamah). Islam menegaskan
bahwa hidup bukanlah hanya di dunia saja. Akan tetapi kehidupan yang sebenarnya
adalah ketika di akhirat nanti. Dimana di akhirat nanti, kita akan ditempatkan
oleh Allah swt. Di surge atau di neraka. Semuanya bergantung pada aktivitas
amal perbuatan kita selama hidup di dunia. Inilah jawaban Islam atas uqdatul
kubra.
KESIMPULAN
Semuanya berawal dari pemikiran bahwa segala sesuatu yang
dapat dijangkau oleh akal manusia adalah perkara-perkara yang lemah dan
terbatas. Sehingga keberadannya sangat membutuhkan adanya pencipta dan
pengatur.
Selanjutnya, hal
pertama yang harus dilakukan manusia adalah membuktikan keberadaan Tuhannya.
Untuk membuktikannya, setiap manusia berakal akan mampu membuktikan tentang
eksistensi Tuhan dengan memperhatikan ciptaan-Nya. Hal ini akan mendatangkan
sebuah pemikiran bahwa tidak mungkin sesuatu itu ada tanpa ada yang
menciptakannya. Maka di sinilah kita akan meyakini bahwa keberadaan Tuhan itu
benar adanya. segalanya yang dapat dijangkau oleh
akal manusia tidak akan lepas dari tiga hal, yaitu alam semeseta, manusia, dan
kehidupan. Oleh karenanya, pemecahan yang shahih atas uqdatul kubra ini akan terbentuk
hanya dengan pemikiran yang jernih dan menyeluruh tentang alam semesta,
manusia, dan kehidupan serta kaitan ketiganya dengan sebelum dan sesudahnya.
Islam memandang bahwa di balik
ketiga unsur tadi (alam semesta, manusia, dan kehidupan) ada al-khalik sebagai
penciptanya. Sebuah jawaban yang sesuai dengan fitrah manusia
dan sesuai dengan akal. Karena ideologi Islam dibangun berdasarkan akidah yang
shahi, yaitu akidah Islam. Yang datang dari Allah swt. Sang Pencipta manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar