BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sains merupakan penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip dan
juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan sains disekolah dasar
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar, serta mampu mengembangkan dan menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Literasi sains mampu menerapkan
konsep-konsep atau fakta-fakta yang didapatkan disekolah dengan
fenomena-fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Literasi sains
merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran-mata pelajaran yang
berumpun pada sains. Salah satu mata pelajaran yang mengampu pada sains adalah
mata pelajaran ipa di SD. Melalui mata pelajaran ipa diharapkan siswa mampu
mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah dalam menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Jika tingkat literasi sains
siswa meningkat maka bukan suatu yang mustahil untuk dapat meningkatkan
literasi sains nasional.
PISA-OECD (Programe for
International Student Assessment-Organisation for Economic Cooperation and
Development) telah melakukan suatu pemonitoran mengenai kemampuan literasi
sains Negara Indonesia. Data yang didapatkan dari hasil pengukuran PISA-OECD
diketahui bahwa kemampuan peserta didik di Indonesia dalam hal literasi sains
yang diukur berdasarkan PISA Nasional 2006 masih berada pada tingkatan rendah,
yakni 29% untuk konten, 34% untuk proses, dan 32% untuk konteks,
sebanding dengan tingkat literasi pada PISA Internasional. Dari hasil
temuan tersebut, terutama untuk konteks aplikasi sains terbukti bahwa banyak
peserta didik di Indonesia tidak dapat mengaitkan pengetahuan sains yang
dipelajarinya dengan fenomena-fenomena yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari. Data tersebut menunjukan bahwa tujuan pembelajaran sains di
Indonesia belum tercapai.
Para praktisi di bidang pendidikan selakyanya dapat mengurai
lebih detail pengertian literasi sains, bagaimana literasi sains dapat
dilatihkan dan bagaimana cara yang tepat agar literasi sains dapat diukur
dengan baik.
1.2 Tujuan
1. Untuk memberikan informasi kepada
para pembaca tentang literasi sains
2. Untuk mengukur bagaimana penerapan
literasi sains di SD
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan IPA SD Kelas Rendah
1.3 Rumusan
Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan literasi
sains?
2. Bagaimana penerapan literasi sains IPA
di SD?
3. Sejauh mana siswa SD dapat berpikir
secara ilmiah?
BAB
II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Literasi
sains
Literasi sains terbentuk dari 2
kata, yaitu literasi dan sains. Secara harfiah literasi berasal dari kata
literacy yang berarti melek huruf/gerakan pemberantasan buta huruf. Adapun
sains berasal dari bahasa latin sciere artinya to know yang diartikan sebagai
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sains didapatkan melalui kumpulan
pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang dilakukan dengan
langkah-langkah yang sistematis, dilandasi dengan sikap ilmiah dan metode ilmiah.
Literasi sains berarti penghargaan
pada ilmu pengetahuan dengan cara meningkatkan komponen-komponen belajar dalam
diri agar dapat memberi kontribusi pada lingkungan sosial. Berdasarkan
pernyataan diatas literasi sains memiliki arti luas, setiap kalangan dapat
memberikan kontribusi dalam mengartikan literasi sains. Setiap kalangan umur
memberikan kontribusi terhadap teknolgi berdasarkan tingkat pemahaman yang
dimilikinya. Secara umum literasi sains memiliki beberapa komponen, komponen
tersebut adalah:
1. Mampu membedakan mana konteks sains
dan mana yang bukan konteks sains
2. Mengerti bagian-bagian dari sains
dan memiliki pemahaman secara umum aplikasi sains
3. Memiliki kemampuan untuk menerapkan
pengetahuan sains dalam pemecahan masalah
4. Mengerti karakteristik dari sains
dan mengerti kaitannya dengan budaya
5. Mengetahui manfaat dan resiko yang
ditimbulkan oleh sains
Jika dikaitkan dengan Aspek
pengetahuan dalam taksonomi bloom, literasi sains ini lebih dominan dengan
domain pengetahuan Applying, Analysing, dan evaluating dalam kehidupan sehari-hari. Jika
dikembangkan lebih lanjut domain pengetahuan Applying, Analysing, dan evaluating dalam kehidupan sehari-hari, akan
menciptakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu (creating).
Aplikasi dan menkreasikan sesuatu telah masuk pada tahapan
berpikir tingkat tinggi, jadi peningkatan literasi sains seseorang secara
langsung dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi seseorang. Namun
secara garis besar literasi sains memiliki arti yang sama yaitu mampu mengaplikasikan
konsep-konsep keilmuwan dalam memecahkan masalah sehari-hari.
2.2 Komponen dan Aspek-aspek dalam Literasi
Sains
Proses
sains merujuk pada proses untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah,
seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi fenomena alam dan menjelaskan
kesimpulan dari fenomena yang terjadi. Proses literasi sains diikuti pula
dengan proses penilaian. PISA (2000) menetapkan lima komponen proses sains
dalam penilaian literasi sains, yaitu :
1.
Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang
dapat diselidiki secara ilmiah, seperti mengidentifikasi pertanyaan yang dapat
dijawab oleh sains
2.
Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam
penyelidikan ilmiah. Proses ini melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti
yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau
prosedur yang diperlukan untuk memperoleh bukti itu
3.
Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini
melibatkan kemampuan menghubungkan kesimpulan dengan bukti yang mendasari atau
seharusnya mendasari kesimpulan itu
4.
Mengkomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni
mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti yang
tersedia.
5.
Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep
sains, yakni kemampuan menggunakan konsep-konsep dalam situasi yang berbeda dari
apa yang telah dipelajarinya
Hasil
akhir proses sains diharapkan siswa dapat menggunakan konsep-konsep sains dalam
konteks yang berbeda sesuai dengan yang telah dipelajari. PISA memandang
pendidikan sains untuk mempersiapkan warganegara masa depan, untuk mampu
berpartisipasi dalam masyarakat yang akan semakin terpengaruh oleh kemajuan
sains dan teknologi, perlu mengembangkan kemampuan anak untuk memahami hakekat
sains, prosedur sains, serta kekuatan dan keterbatasan sains.
2.3 Dimensi Sains atau
IPA
Pada
hakikatnya IPA dapat dipandang dari tiga dimensi yaitu IPA sebagai
proses, IPA sebagai produk dan IPA untuk pengembangan sikap. Adapun penjelasan
dari tiga dimensi tersebut yaitu :
1.
IPA sebagai proses artinya siswa diharapkan memiliki
kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang
diperolehnya untuk menjelaskan masalah dan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu mengindentifikasi masalah,
merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang percobaan, melakukan
eksperimen, menganalisis data dan menarik kesimpulan.
2.
IPA sebagai produk artinya, siswa diharapkan dapat
memahami konsep-konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
3.
IPA dalam pengembangan sikap artinya siswa
diharapkan mempunyai minat untuk mmpelajari benda-benda di lingkungannya,
bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri, bertanggung jawab.
2.4 Tahapan Model
Pembelajaran Inkuiri dan Tujuannya
No
|
Tahapan
|
Tujuan
|
1
|
Brain
storming
|
Menumbuhkan
rasa ingin tahu pada siswa
|
2
|
Merumuskan
masalah
|
Memfokuskan
siswa pada apa yang ingin dicari
|
3
|
Merumuskan
jawaban sementara
|
Menjadikan
siswa terlatih dengan merumuskan jawaban sementara
|
4
|
Memprediksi
|
Membuat
siswa merancang cara yang tepat untuk menguji jawaban sementara
|
5
|
Mengumpulkan
data
|
Melatihkan
kemampuan observasi pada siswa
|
6
|
Mengolah
data
|
Melatihkan
kemampuan interpretasi data
|
7
|
Menarik
kesimpulan
|
Siswa
dilatih bagaimana membuat kesimpulan dari kecendrungan data yang didapatkan
|
8
|
Aplikasi
konsep
|
Siswa
mampu mencari hubungan, aplikasi, dan mensistesis konsep yang telah
dipelajari dalam situasi yang berbeda-beda.
|
Berdasarkan tahapan-tahapan yang ada pada pembelajaran
inkuiri diatas, maka dapat dsimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah
pembelajaran yang cocok digunakan jika ingin melatihkan kemampuan literasi
sains pada siswa. tahap-tahapan yang ada pada pemebalajaran sains tersebut
melatihkan kemampuan kemapuan yang dimilki oleh saintis sehingga secara tidak
langsung model pembelajaran ini dapat melatihkan kemampuan perbikir tingkat
tinggi.
2.5 Sistem Penilaian yang Digunakan Untuk Mengukur Kemampuan
Literasi Sains
Salah satu komponen yang bisa diukur
untuk mengakses kemampuan literasi sains siswa adalah dengan mengakses
kemampuan inkuiri. Wenning dalam jurnalnya Assessing Inquiry Skills as a
component of Scientific Literacy mengatakan bahwa kemampuan
literasi sains dapat diketahui dengan mengukur kemampuan inkuiri siswa.
Kemampuan inkuiri berati kemampuan menyelidiki. Dalam penyelidikan ilmiah
terdapat beberapa kompetensi yang harus dimiliki siswa, kompetensi itu antara
lain:
- Memiliki rasa ingin tahu yang
kuat akan masalah yang akan diinvestigasi
- Mampu mengindentifikasi masalah
yang akan diinvestigasi
- Menggunakan pola pikir
induktif, sehingga siswa mampu menyusun hipotesis
- Menggunakan pola pikir deduktif,
sehingga siswa memformulasikan kemungkinan apa yang akan terjadi
berdasarkan hipotesa yang sudah disusun
- Mampu merancang eksperimen dan
melakukan observasi untuk menguji hipotesa
- Mengumpulkan data,
mengorganisasi data, dan menganalisa data secara akurat
- Mampu mengaplikasikan
perhitungan statistik dalam pengolahan data untuk mengambil kesimpulan
- Dapat menjelaskan secara logis
hasil eksperimen jika data yang diinginkan tidak didapat
- Menggunakan teknologi untuk
mengkomunikasikan hasil temuan
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Profil Sekolah
a.
Nama
Sekolah : SDN Panancangan 4
b.
Kecamatan : Cipocok Jaya
c.
Kabupaten/Kota : Kota Serang
d.
Provinsi : Banten
e.
Npsn : 20604692
f.
Jenjang
: SD/SDN
g.
Status : Negeri
3.2
Hasil Observasi
Hasil observasi Literasi Sains yang
dilakukan kali ini adalah dengan pemberian tes kepada siswa. Tes diberikan dalam bentuk 5 soal
pilihan ganda dan 5 soal essay,
soal-soal ini ditujukan untuk mengorganisasikan pikiran siswa
dalam menuliskan pendapatnya untuk menjawab setiap pertanyaan. Dari hasil tes
soal ini skor terendah yang diperoleh siswa yaitu 30 dan skor tertinggi yang
diperoleh siswa yaitu 90. Berikut ini merupakan persentase hasil capaian
jawaban 31 siswa untuk tiap butir soal ditampilkan pada table dibawah ini:
Tabel
Hasil Capaian Jawaban 30 Siswa Kelas 3 SDN Panancangan 4
No. Soal
|
Indikator
|
Jawaban Benar
|
Jawaban Salah
|
1
|
Pernahkah kalian memperhatikan
tubuhmu yang sekarang lebih besar dibandingkan saat kamu masih bayi hal ini
menunjukan bahwa kamu…
|
10 orang
|
20 orang
|
2
|
Hewan yang bergerak menggunakan
tubuhnya yaitu…
|
23 orang
|
7 orang
|
3
|
Mahluk hidup bernafas
menghirup…
|
12 orang
|
18 orang
|
4
|
Ciri mahluk
hidup yang hanya dimiliki tumbuhan yaitu…
|
7 orang
|
23 orang
|
5
|
Tumbuhan yang berkembang biak yang
menggunakan biji yaitu…
|
19 orang
|
11 orang
|
6
|
Apa
tanda-tanda tumbuhan mengalami pertumbuhan…
|
17 orang
|
13 orang
|
7
|
Ceritakan
proses perkembangbiakan kupu-kupu…
|
26 orang
|
4 orang
|
8
|
Apa tujuan
mahluk hidup berkembang biak…
|
13 orang
|
17 orang
|
9
|
Seekor ikan
bergerak menggunakan…
|
20 orang
|
10 orang
|
10
|
Ikan yang
dibiarkan tergeletak ditanah akan mati karena tidak dapat…
|
26 orang
|
4 orang
|
Berdasarkan tabel
diatas dapat disimpulkan skor yang diperoleh 30 orang siswa tersebut adalah
sebagai berikut :
Nilai
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
10
|
-
|
-
|
20
|
4 orang
|
13,3%
|
30
|
2 orang
|
6,7%
|
40
|
3 orang
|
10%
|
50
|
6 orang
|
20%
|
60
|
5 orang
|
16,7%
|
70
|
7 orang
|
23,3%
|
80
|
2 orang
|
6,7%
|
90
|
1 orang
|
3,3%
|
100
|
-
|
-
|
Dari
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa literasi sains di SDN Panancangan 4
tergolong kedalam kategori cukup, karena terdapat 15 orang (50%) anak yang nilainya diatas 60 (diatas kkm). Hal
tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak terlalu mengalami kesulitan dalam
mendapatkan makna dan menggunakan sains untuk memecahkan berbagai permasalahan
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang sebenarnya membutuhkan pemahaman
sains yang baik. Walaupun, mata pelajaran IPA di kelas rendah sebenarnya hanya
sekedar belajar untuk mengetahui dan
mengenal saja, belum kepada tahap pemahaman dan penyimpulan makna yang lebih
dalam lagi. Namun demikian, dilihat dari hasil persentase diatas siswa kelas 3
SDN Panancangan 4 mampu untuk memahami pembelajaran IPA di kelas dan mereka
terlihat menyukai proses pembelajaran yang dilakukan selama ini oleh gurunya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Melalui uraian yang dikemukakan di
atas maka terdapat hal-hal penting yang bisa kita simpulkan, beberapa hal
penting itu adalah:
1.
Mengetahui
pengertian literasi sains
2.
Mengetahui
prinsip-prinsip yang harus ada dalam pembelajaran yang bertujuan untuk
meningkatkan literasi sains
3.
Mengetahui
indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengakses kemampuan literasi
sains
4.
Mendapatkan
gambaran mengenai alat ukurn pengolahan data yang bisa digunakan dan dijadikan
rujukan untuk mengukur literasi sains
Pembelajaran IPA perlu
diimplementasikan dengan memperhatikan literasi sains/IPA (scientific literacy)
yang ditandai dengan kerja ilmiah, dan tiga dimensi besar literasi sains yaitu
proses, produk dan sikap. PISA (2000) menetapkan lima komponen proses sains
dalam penilaian literasi sains, yaitu: (1) mengenal pertanyaan ilmiah; (2)
mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah; (3) menarik
dan mengevaluasi kesimpulan; (4) mengkomunikasikan kesimpulan yang valid; (5)
mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains. Tiga dimensi dalam
sains atau IPA yaitu IPA sebagai proses, IPA sebagai produk dan
pengembangan sikap. adapun Organisasi materi dalam pembelajaran sains disusun
sesuai dengan tingkat perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa.
Untuk siswa SD penyusunan materi sesuai kurikulum 2013 dibuat dalam bentuk
tema. Pengorganisasian materi IPA di kelas rendah yaitu kelas I, II dan III
terintegrasi dalam mata pelajaran lainnya.
4.2 Saran
Untuk sarannya sendiri, perlu adanya peningkatan mutu
pendidikan dari berbagai pihak pendidikan seperti pemerintah, sekolah maupun
para pengajar untuk merealisasikan secara nyata adanya literasi sains. Karena literasi
itu sangatlah penting dalam pembelajaran IPA di SD untuk dapat memahami
llingkungan hidup, ekonomi, kesehatan dan msalah-masalah lain yang dihadapi
oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada tekhnologi dan kemajuan
serta perkembangan ilmu pengetahuan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ANGKET PENELITIAN LITERASI SAINS
DI SEKOLAH DASAR (Kelas Rendah)
Nama
Siswa : _________________
Kelas : _________________
Petunjuk
Pengisian :
·
Perhatikan dan
cermati setiap pertanyaan sebelum memilih jawaban.
·
Pilih satu
jawaban pada masing-masing pertanyaan dengan pasti jangan ragu atau takut
·
Berilah tanda
silang (X) pada salah satu opsi dibawah ini
·
Gunakan
kejujuran anda dan jangan terpengaruh oleh jawaban teman
·
Terima kasih
atas partisipasi Anda. VARIABEL X (LITERASI INFORMASI) Merumuskan Kebutuhan
Informasi
1. Pernahkah kalian memperhatikan tubuhmu yang sekarang
lebih besar dibandingkan saat kamu masih bayi hal ini menunjukan bahwa kamu…
a.
Berkembangbiak c.
Mengalami pertumbuhan
b.
Memerlukan makan
d.
Mengalami perubahan
2. Hewan yang bergerak menggunakan tubuhnya yaitu…
a.
Kucing c.
Burung
b.
Ular d.
Ayam
3. Mahluk hidup bernafas menghirup…
a.
Karbon dioksida c.
Oksigen
b.
Uap air d. Karbohidrat
4. Ciri mahluk hidup yang hanya dimiliki tumbuhan
yaitu…
a.
Tumbuh c.
Membuat makanan sendiri
b.
Berkembang biak d. Bernafas
5. Tumbuhan yang berkembang biak yang menggunakan biji
yaitu…
a.
Ketela pohon c.
Jagung
b.
Pisang d.
Singkong
Essay
1.
Apa tanda-tanda
tumbuhan mengalami pertumbuhan…
2.
Ceritakan proses
perkembangbiakan kupu-kupu…
3.
Apa tujuan
mahluk hidup berkembang biak…
4.
Seekor ikan
bergerak menggunakan…
5.
Ikan yang
dibiarkan tergeletak ditanah akan mati karena tidak dapat…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar