Kunci Hati (1998)
Dalam raga ada hati, dan dalam
hati, ada satu ruang tak bernama. Di tanganmu tergenggam kunci pintunya.
Ruang itu mungil, isinya lebih
halus dari serat sutera. Berkata-kata dengan bahasa yang hanya dipahami oleh
nurani.
Begitu lemahnya ia berbisik,
sampai kadang-kadang engkau tak terusik. Hanya kehadirannya yang terus terasa,
dan bila ada apa-apa dengannya duniamu runtuh bagai pelangi meluruh usai
gerimis.
Tahukah engkau bahwa cinta yang
tersesat adalah pembuta dunia? Sinarnya menyilaukan hingga kau terperangkap,
dan hatimu menjadi sasaran sekalinya engkau tersekap. Banyak garis batas memuai
begitu engkau terbuai, dan dalam puja kau sedia serahkan segalanya. Kunci kecil
itu kau anggap pemberian paling berharga.
Satu garis jangan sampai kau
tepis; membuka diri tidak sama dengan menyerahkannya.
Di ruang kecil itu ada teras
untuk tamu. Hanya engkau yang berhak ada di dalam inti hatimu sendiri.
Sebuah sajak dari Dewi Lestari (Dee) dalam bukunya yang
berjudul Filosofi Kopi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar