Senin, 26 Oktober 2015

Sebut Saja Pelangi

SEBUT SAJA PELANGI





Namanya pelangi, ia akan selalu membuat takjub siapa saja yang melihatnya, terlebih fenomena ini terjadi diantara langit-langit kelabu. Dan ketika hujan reda, akupun bertingkah laku seperti masyarakat kebanyakan yang keluar rumah untuk melihat betapa indahnya fonomena ciptaan Allah yang tak terprediksikan itu. 

Dari pelangi, kita belajar bahwa sehabis duka setelahnya pasti akan muncul keindahan. Ketika langit sedang menangis, maka hujan turun. Saat tangisan itu reda kemudian munculah pelangi. Sebuah filosofi sederhana ini mengisyaratkan bahwa tanpa hujan, pelangi tak akan pernah mau muncul. Tanpa ada duka, maka tak akan ada keindahan dan kebahagiaan yamg datang.

Sesuatu keindahan yang muncul setelah selesai dari fase ujian adalah sebuah hal yang akan selalu dinantikan, mungkin seperti itulah pelangi. Pelangi itu muncul disaat yang sangat tepat. Ketika suasana sudah kembali nyaman, ketika segala tak ada lagi air yang menetes, ketika masalah tak lagi menggerecoki seseorang. Maka seberkas pelangi yang muncul itupun akan terlihat jauh lebih indah dan lebih membahagiakan. Keindahannya seperti lengkung sabit yang mengembang di wajah seseorang seiring meredanya masalah yang Ia hadapi.

Warnanya yang beragam, begitu indah dan menyejukkan hati setiap orang yang melihatnya. Seakan kehadirannya bagaikan oase ditengah padang gurun yang tandus, obat pelipur duka dan lara. Menyihir setiap mata untuk mengulas sebuah lengkungan senyum. Sejuk.. damai.. nyaman.. Je T'aime Rainbow! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Konsep Dasar, Tujuan, dan Fungsi Filsafat Ilmu dalam Pendidikan Dasar

Filsafat ilmu dalam konteks pendidikan dasar hadir sebagai upaya untuk menanamkan benih-benih berpikir kritis dan rasional sejak usia din...