Pertama kali mendengar kata 'filsafat' apa yang ada dan muncul dalam fikiran kalian? ilmu yang rumit kah? suatu aliran yang 'menyeramkan' dan 'berat-kah'? atau yang lainnya? baiklah, untuk meluruskan semua pemikiran itu, mari kita simak bersama-sama sedikit penjelasan mengenai apa itu filsafat. check it now guys!
Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani philosophia. Philos berarti suka, cinta, atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan. Dengan demikian, secara sederhana, filsafat dapat diartikan cinta atau kecenderungan pada kebijaksanaan.
Ada beberapa definisi filsafat yang telah diklasifikasikan berdasarkan watak dan fungsinya sebagai berikut:
- Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis (arti informal).
- Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi (arti formal).
- Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. Artinya filsafat berusaha untuk mengkombinasikan hasil bermacam-macam sains dan pengalaman kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang alam (erti spekulatif)
- Filsafat adalah analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. Corak filsafat yang demikian ini dinamakan juga logosentrisme.
- Filsafat adalah sekumpulan problema yang langsung, yang mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.
Filsafat bisa dimengerti dan dilakukan melalui banyak cara, sehingga berlaku prinsip “Variis modis bene fit”, dapat berhasil melalui banyak cara yang berbeda. Bertens menengarai ada beberapa gaya berfilsafat. Pertama,
berfilsafat yang terkait erat dengan sastra. Artinya, sebuah karya
filsafat dipandang melalui nilai-nilai sastra tinggi. Contoh: Sartre
tidak hanya dikenal sebagai penulis karya filsafat, tetapi juga seorang
penulis novel, drama, scenario film. Bahkan beberapa filsuf pernah
meraih hadiah Nobel untuk bidang kesusasteraan.
Kedua, berfilsafat yang dikaitkan dengan social politik. Di
sini, filsafat sering dikaitkan dengan praksis politik. Artinya sebuah
karya filsafat dipandang memiliki dimensi-dimensi ideologis yang relevan
dengan konsep negara. Filsuf yang menjadi primadona dalam gaya
berfilsafat semacam ini adalah Karl Marx (1818-1883) yang terkenal
dengan ungkapannya: “Para filsuf sampai sekarang hanya menafsirkan dunia. Kini tibalah saatnya untuk mengubah dunia”.
Ketiga, filsafat yang terkait erat dengan metodologi. Artinya
para filsuf menaruh perhatian besar terhadap persoalan-persoalan metode
ilmu sebagaimana yang dilakukan oleh Descartes dan Karl Popper.
Descartes mengatakan bahwa untuk memperoleh kebenaran yang pasti kita
harus mulai meragukan segala sesuatu. Sikap yang demikian itu dinamakan
skeptis metodis. Namun pada akhirnya ada satu hal yang tidak dapat kita
ragukan, yakni kita yang sedang dalam keadaan ragu-ragu, Cogito Ergo
Sum.
Keempat, berfilsafat yang berkaitan dengan kegiatan analisis
bahasa. Kelompok ini dinamakan mazhab analitika bahasa dengan
tokoh-tokohnya antara lain: G.E Moore, Bertrand Russel, Ludwig
Wittgenstein, Gilbert Ryle, dan John Langshaw Austin. Corak berfilsafat
yang menekankan pada aktivitas analisis bahasa ini dinamakan
logosentrisme. Tokoh sentral mazhab ini, Wittgenstein mengatakan bahwa
filsafat secara keseluruhan adalah kritik bahasa. Tujuan utama filsafat
ini adalah untuk mendapatkan klarifikasi logis tentang pemikiran.
Filsafat bukanlah seperangkat doktrin, melainkan suatu kegiatan.
Kelima, berfilsafat yang dikaitkan dengan menghidupkan kembali
pemikiran filsafat di masa lampau. Di sini, aktifitas filsafat mengacu
pada penguasaan sejarah filsafat. Dalam hal ini, mempelajari filsafat
yang dipandang baik adalah dengan mengkaji teks-teks filosofis dari para
filsuf terdahulu.
Keenam, masih ada gaya filsafat lain yang cukup mendominasi
pemikiran banyak orang, terutama di abad keduapuluh ini yakni
berfilsafat dikaitkan dengan filsafat tingkah laku atau etika. Etika
dipandang sebagai satu-satunya kegiatan filsafat yang paling nyata,
sehingga dinamakan juga praksiologis, bidang ilmu prkasis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar